Unknown
Short story
Dia,
Pria yang jadi pilihan, pria yang ingin di jadikan sebagai pendamping di masa depan. Dan sampai sekarang masih di harapkan.
Waktu semakin berlalu namun rasa ini semakin menggebu. Sempat ingin mengakhirinya karena di anggap tabu, tapi nyatanya melihatmu saja sudah membuatku jatuh.
Sebelumnya aku hanya menganggapmu sebagai sesosok yang aku kagumi, namun tanpa sadar aku semakin menyelami sampai akhirnya aku tenggelam semakin dalam tanpa bisa kembali, dan Kau masih tak bisa ku raih.
Mereka bilang, "sudahlah, dia tidak mungkin menyukaimu." Aku hanya bisa tersenyum simpul, faktanya aku sendiri yang paling tahu akan hal itu, Memang terasa pilu namun hati ini tetap memilihmu.
Semuanya semakin terasa jauh saat tau ternyata yang kau cintai bukanlah aku, berpikir jika beruntung sekali gadis yang kau cintai sepenuh hati itu. Pantaskah aku yang bahkan hanya bisa menatap punggungmu ini tetap mengharapkanmu?
Bermaksud untuk tak peduli, aku hanya perlu menyimpan dalam hati sebelum akhirnya rasa ini hilang sendiri. Namun sekali lagi, sikapmu membuatku jatuh hati, Lagi.
Ingin rasanya berbicara pada angin, bisakah ia menghembuskan rasa yang luar biasa indah namun terasa lara ini untuk pergi? Mau bagai mana lagi? sudah cukup sampai di sini kau jadi pemilik hati juga sudah waktunya aku berhenti menjaga cinta yang ternyata kosong tak berpenghuni.
Entah bagaimana caranya, namun aku sudah bertekad untuk merelakan. Merasa tugasku sudah cukup dan tak perlu di teruskan. Walau tanpa adanya genggaman tangan, aku yakin masih bisa mendapatkan segenggam ke bahagiaan. Walaupun terasa sedikit tak mungkin mengingat kau sudah kujadikan sebagai sumber kebahagiaan.
Tapi semuanya harus ku tuntaskan. Yakini diri untuk tak lagi mengharapkan sesuatu yang bahkan tak ada yang bisa di kenang.
Ku doakan kau selalu bahagia dengan pilihanmu di mana pun kau berada.
Dari aku, seseorang Yang Hanya bisa menatap punggungmu.
Komentar
Posting Komentar